Aliran Rasa #3

Aliran Rasa adalah curhatan para peserta di akhir setiap materi yang diberikan


Diawal mendapatkan materi #3 yaitu Family Project dengan tagline my family my team, langsung mikir beberapa proyek ringan. Sesuai dengan tema family project, sudah pasti yang terlibat semua anggota keluarga. Tapi karena terbentur dengan jam kerja mas bojo, akhirnya saya posisikan mas bojo sebagai CEO. Yang tinggal menerima laporan dari saya sebagai Direktur operasional πŸ˜€. Nemg Sp sebagai koordinator proyek dan pelaksanan. Neng Sn sebagai tim hore dan pelaksana juga. 

Terasa aneh? Nggak apa, setiap keluarga berbeda melakukan proyek keluarganya, tidak harus sama.  Yang penting sesuai dengan panduan proyek keluarga yang diterapkan di materi #3 ini, yaitu:
a. Fokus pada proses, bukan pada hasil
b. Sederhana
c. Menyenangkan
d. Mudah – Menantang
e. Ditentukan durasinya
Di hari pertama saya merencanakan tiga proyek dan semuanya melibatkan neng Sp sebagai koordinator dan pelaksana. Tapi menjelang proyek pertama yang memakan waktu 5 hari, ternyata membuat saya harus merubah dua proyek yang disiapkan sebelumnya. Kenapa? Karena proyek tersebut hampir sama dengan proyek pertama. Berhubungan dengan bercocok tanam.

Saya memilih membuat/menanam taoge karena aktifitas itu beehubungan dengan pelajaran science di sekolah. Bila antusias neng Sp tinggi saya ingin melanjutkan dengan hydroponic. Ingat beberapa tahun lalu Sp memperlihatkan ketertarikan dengan bercocok tanam. Tapi jelang akhir proyek pertama kita berdua ngobrol tentang proyek membuat/menanam taoge dan dilanjut dengan proyek hydroponic lengkap dengan daftar tugas yang harus dilakukan. Sp keliatan kurang tertarik.

Akhirnya, saya mempersiapkan dua proyek dadakan. Satu proyek melibatkan Sn sebagai pelaksana dan Sp sebagai koordinator. Proyek tersebut kita namakan Fun Learning, bermain sambil belajar. Mengenalkan huruf abjad dan angka dengan menggunakan mainan. Juga melatih motorik Sn belajar menulis. Tepatnya sih coret-coret membuat garis dan lingkaran. Dimana ketika satu garis dirapatkan dengan lingkaran bisa membentuk huruf dan angka seperti b, d, o, p dan 8. Atau ketika dua garis disatukan ujung-ujungnya bisa membentuk angka atau hutuf seperti H, T, L dan 7.

Disini Sp sebagai koordinator proyek terlihat senang dan semangat. Saking semangatnya dia malah pengen merambah mengenalkan huruf hijaiyah. 

 
Sp mengenalkan huruf  hijaiyah pada adiknya


Sementara proyek satunya lagi yaitu proyek kedua buat Sp. Memotivasi belajar bahasa Mandarin. Yang merupakan satu pelajaran inti di sekolah. Dalam setahun ini Sp kehilangan semangat untuk belajar atau merivew pelajaran yang sudah diberikan gurunya. Mengerjakan tugas hanya sebatas mengerjakan, latihan untuk spelling yang diadakan tiap Selasa pun ogah-ogahan. Tidak maksimal dan cenderung yang penting sudah ngerjain!  

Dalam proyek ini saya ikut aktif untuk beljar bersama bukan seperti selama ini membersamai. Tapi kelemahan saya justru membuat Sp ingin mengajari saya.
Saya terima dengan senang hati. Tapi saat berjalan, Sp hanya mengajarkan hal-hal dasar yang sebenarnya sudah saya kuasai, kecuali pengucapan kata yg dimulai dengan huruf c, ch, z, zh dan q

Ketika saya mengajak membaca atau mengerjakan soal-soal latihan di textbook sekolahnya, Sp protes. "Mami bisa ngerti cerita di textbook, tapi karena kosa kata mami sedikit jadi mana bisa menjawab latihan-latihan di buku ini?"
Maaak!

Akhirnya saya coba jalan lain. Agar bisa belajar bersama dan kita enjoy. Belajar hal yang merupakan kelemahan Sp dalam bahasa Mandarin ini. Grammar! Susunan kata untuk membentuk kalimat. Apalagi dalam hal ini saya merasa berada di depan Sp.

Dengan menggunakan video-video di youtube, Saya ajak dia belajar bersama. Dan dengan sendirinya intellectual curiosity Sp muncul dan lagi lagi ...... ketagihan. Ngajak nyoba nulis ini itu😍
Jadi ingat waktu ada kesempatan ngobrol bersama pak Dodik Maryanto, bagaimana kita bisa memotivasi anak? Jadilah orangtua yang semangat dan penuh motivasi, anak pun akan meniru kita.

Mengapa Family Project? Apa yang kita dapat dari family project? 
Saya masih dalam proses belajar untuk mendidik anak-anak. Dalam game level 3 ini kita sebagai orangtua melalui family project bisa melihat kecerdasan anak-anak. Kita juga bisa mengamati kecerdasan diri kita.  Sehingga kita semakin paham bagaimana cara kita "memantaskan diri" agar semakin layak mendidik anak-anak. Dan hal-hal apa saja yang harus kita tambahkan selama perjalanan di Universitas Kehidupan.






Comments

Popular Posts